"Nyanyian Perang"




kriiing kriiing... kriiing kriiing...
suara jam weker warisan ...
dengan suara monoton nan menyebalkan
senin atau jum'at pun ku tak peduli

segayung air membekukan logika ini
berdandanku dengan begitu rapi
meski tak tau apa yang akan ku jemput ...

sebongkah berlian ? ... ataukah kematian ?

pagi ini sungguh indah untuk memulai peperangan
layaknya peperangan yang sengit
entah melawan siapa... atas dasar apa ...
yang terpenting ada yang bisa dirayakan

kupakai jubah lengkap dengan senjata
berikut kuda sekaligus pasukannya 


ah... begitu mempesonanya diriku

berangkatlah menuju medan perang
dengan barisan rapat menyusuri lubang hitam
dilucuti hasrat-hasrat patriotik
hasrat kemenangan ...
hasrat menghunus pedang ...

"apa yang bisa kita tikam hari ini baginda?"

dengan gelak tawa ku berkumandang
"mari kita tikam kepalsuan!"




                                                                                              Written by : Malzum Tajul

Posted by
Padepokan Mak Lampir

More

"Primitif"






bergumul dengan situasi problematika
memuntahkan pandangan-pandangan moralistik
saat kau meletakkan batas kebenaran
layaknya Tuhan .. kau putuskan siapa yang menanggung kesalahan

kebenaran tidaklah melekat pada ide-ide yang kau adopsi
tidak juga melekat di kemayoritasan yang kau anut
kebenaran tlah jauh melompati dimensi sejarah
dari pengalaman dan kembali ke pengalaman
menciptakan kenyataan yang kini terlanjur ditutup-tutupi

berikan kepadaku kebebasan berpikir... mencerna ...
aku lapar akan tema yang bukan lagi melangit dan primitif
apalagi yang sering menjadi lauk pauk perdebatanmu

mungkin hanya dengan intuisi inilah ...
kita dapat mempersatukan apa yang oleh akal tak dapat dipersatukan
dengan intuisi inilah ...
kita akan sampai pada kenyataan dimana segalanya menjadi larut
bahwa... kebenaran ini hanyalah produk






                                                                                              Written by : Malzum Tajul

Posted by
Padepokan Mak Lampir

More

"Konsep Lama"



perdebatan ini kian menyeret kita...
ke arah ekstrem yang berlawanan
padahal kita berangkat dari 'Kesamaan'
perlawanan apa yang harus kuberikan?
jika dialog ini hanyalah sebuah mitos yang tlah dirancang?

terpancinglah kita di kultur yang tak normal ini
seolah-olah bersimpuh pada satu metode
bisakah kau sisakan satu untukku?
mungkin bisa kutawarkan kepada yang mahabijak

ini bukan lagi kompetisi hidup mati
bukan lagi klaim kaum-kaum idiot atas nama negara
mentransformasikan semua pola menjadi sistem-sistem
melancarkan kritik menghancurkan keseluruhannya

jaman ini terlalu mutakhir untuk sistem patriotmu
kapan kau berhenti bertanya?
barangkali di alam bawah sadarmu masih tersisa...
rasionalisme yang mungkin belum tuntas

saatnya pendirianmu kau tanggalkan
kebisuan bukan satu-satunya jalan yang bisa menjaminmu
keputusan ini bukanlah suatu tabir yang menutup mata
sehingga buta akan kegilaan dilematika
karna kelak kita akan reuni dengan 'Konsep Lama'





Written by : Malzum Tajul

Posted by
Padepokan Mak Lampir

More

"Tentang Realita"






rupanya kepedihan pun menjalar
menggerogoti mimpi-mimpi
memecah asamu ..
merintih di lorong persembahannya..
menangis lagi ...
bisnis macam apa ini?
setengah matipun tak mau bangkit lagi


rupanya kerinduan pun menjalar
menari-nari menindas kepedihan
menangis lagi ...
begitu mudah kah keperkasaanmu runtuh?
ini sama sekali tak lucu


lelucon ini kian garing
segera beranjak ke hari esok yang buta
putar kembali mesin waktu
dan kembalilah ke masa silam 


selami fananya langit jingga di keasingan seribu pulau
tengok museum 'tentang realita'
yang berisi koleksi miniatur dusta
dengan siasat-siasat tak tentu
yang mungkin sedikit membuka mata






 Written by : Malzum Tajul

Posted by
Padepokan Mak Lampir

More
Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Malzum's Museum

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger